Cerita asal-usul ini diambil dari cerita rakyat negeri Perak yang bertajuk Gajah yang Setia. Bila membaca cerita ini kita akan mendapat pengajaran bahawa binatang pun sayang sesama binatang, jadi apa tah lagi kita manusia yang mempunyai akal dan fikiran. Sudah semestinya perasaan tersebut ada dan perlu untuk kesejahteraan hidup kita sehari-hari.
Kononnya, ada 2 ekor gajah yg bersahabat baik. Seekor betina
dan seekor lagi jantan. Ke mana-mana mereka bersama. Pada suatu hari, gajah
jantan jatuh sakit. Apabila gajah betina mendapat tahu gajah jantan sakit, ia
berasa sangat sedih.
Ia segera mendapatkan gajah jantan."Wahai gajah betina,
pada hari ini saya tidak dapat bersama-sama kamu mencari makanan," kata
gajah jantan."Wahai gajah jantan, janganlah kamu berkata demikian. saya
akan mencari makanan untuk kamu," kata gajah betina."Kamu sungguh
baik hati," kata gajah jantan dengan terharu."Kamu juga baik hati
dengan saya. Dahulu semasa kaki saya terpijak duri, kamulah yang mengubatkan
kaki saya," kata gajah betina.
Sejak hari itu, gajah betinalah yang mencari makanan untuk
gajah jantan. Hari demi hari berlalu, penyakit gajah jantan semakin
tenat."Wahai gajah betina, saya rasa saya akan meninggalkan kamu buat
selama-lamanya," kata gajah jantan."Janganlah berkata demikian, wahai
gajah jantan. Kamu akan sembuh," kata gajah betina.
Selang beberapa hari kemudian, gajah jantan pun mati. Gajah
betina sangat sedih. Berhari-hari gajah betina tidak makan dan minum. Ia duduk
di sisi gajah jantan yang sudah mati itu. Disebabkan gajah betina tidak makan
dan minum, akhirnya ia jatuh sakit. Setelah beberapa hari sakit, maka pada
suatu hari, gajah betina pun mati. Ia mati di sisi sahabatnya, gajah jantan.
Begitulah kisah setiakawan dua ekor gajah yang tidak mahu
berpisah sehingga akhir hayat. Pada awalnya penduduk tempatan menyebut tempat
tersebut sebagai "SETIAKAWAN". Akhirnya sebutan
"SETIAKAWAN" menjadi "SITIAWAN"
0 comments:
Post a Comment